Kamis, 22 Maret 2012

Biofuel more safe

Biogas dari Eceng Gondok Views :2967 Times PDF Cetak E-mail
eceng-gondok-berbungaBanyaknya tabung gas elpiji yang meledak membuat sejumlah warga Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, beralih ke biogas alternatif. Persisnya, biogas dari tanaman eceng gondok.

Bagi kebanyakan orang eceng gondok (Eichhornia crassipes) selama ini dianggap sebagai tanaman jenis gulma yang merugikan. Tanaman itu kerap merusak habitat air di sekitarnya. Namun, pendapat itu tidak berlaku bagi warga Desa Kertasari.

Tanaman yang tumbuh subur di sungai itu diolah warga setempat sebagai bahan bakar alternatif. Selain lebih murah dan aman, menurut warga, api yang dihasilkannya pun sama besarnya dengan api berasal dari gas elpiji.

Pengolahan eceng gondok menjadi biogas alternatif itu relatif tidak sulit. Langkah pertama, mereka memotong-motong batang dan daun eceng gondok. Kedua, potongan-potongan itu dimasukan ke dalam tabung reaktor terbuat dari dua drum yang disatukan.

Proses pengolahan itu memakan waktu tujuh hari, untuk menghasilkan gas dari pembusukan eceng gondok. Dan selama kurun itu, gas akan mengalir ke tabung reaktor kedua untuk ditampung. Agar gas tidak habis, maka tabung permentasi tidak dibiarkan kosong dan terus diisi eceng gondok secara berkala.

Menurut hitungan warga, 30 kilogram enceng gondok bisa dipakai untuk kebutuhan dua hari. "Itu pun bila dipakai secara terus menerus," kata Edeng Sumirat, warga setempat.  "Kita cuma membutuhkan tiga drum. Dua drum disatukan, dilas sebagai tabung reaktor fermentasi dan satu lagi untuk penampungan gas ditambah selang dan regulator." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar